Kamis, 04 Agustus 2011

PMI Jateng Bantu Peralatan Siaga Bencana

GROBOGAN- Palang Merah Indonesia (PMI) Jateng memberikan bantuan kepada enam sekolah dari SD, SMP, dan SMA yang ada di Kabupaten Grobogan. Keenam sekolah tersebut yaitu SDN 4 Purwodadi, SDN 3 Cingkrong, SMPN 5 Purwodadi, SMPN 1 Tegowanu, SMAN 1 Godong dan SMAN 1 Gubug.

”Peralatan yang diberikan sebagai stimulan kepada keenam sekolah tersebut, berupa tandu, peralatan pertolongan pertama lengkap dengan obat-obatan serta dua tabung pemadam kebakaran,” kata Nasir Jamaludin, Korlap Program Sekolah Siaga Bencana PMI Provinsi Jateng saat menyerahkan bantuan di SDN 4 Purwodadi, belum lama ini.

Kabupaten Grobogan, sesuai peta risiko bencana alam masuk rangking ketiga di Jawa Tengah yang berisiko bencana banjir. Sehingga perlu disiapkan kader siaga bencana dan peralatan pendukung. ”Perlu disiapkan kader-kader siaga bencana dari kalangan pelajar. Dimana mereka tergabung dalam Palang Merah Remaja (PMR),” ujar Nasir.
Ditambahkan, sesuai SK Mendiknas bahwa sekolah harus menyiapkan kader siaga bencana melalui kegiatan PMR. Upaya PMI memberikan bantuan tersebut diharapkan bisa ditindaklanjuti oleh PMI Grobogan.

Kepala SD Negeri 4 Purwodadi Sukardi SIP mengatakan, apa yang diberikan oleh PMI Jateng memotivasi pihak sekolah untuk terus meningkatkan kegiatan PMR. ”Apalagi salah satu anggota PMR SDN 4 Purwodadi, Kevin bagian dari kontingen PMR Jateng yang menjadi juara pertama di Jumbara PMR tingkat Nasional di Gorontalo beberapa waktu lalu,” katanya.

Sumber :  http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/07/30/154350/PMI-Jateng-Bantu-Peralatan-Siaga-Bencana

Sabtu, 30 Juli 2011

REKRUITMEN ANGGOTA BARU PMR SMP NEGERI 1 TEGOWANU

SMP Negeri 1 Tegowanu pada tahun pelajaran 2011/2012 menerima anggota baru PMR. Anggota PMR adalah anggota remaja berusia 10 - 17 tahun dan atau belum menikah, yang mendaftarkan diri dan terdaftar dalam kelompok.
Syarat menjadi anggota PMR :
  1. Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing yang sedang berdomisili di wilayah Indonesia.
  2. Berusia 10 tahun sampai dengan 17 tahun dan atau belum menikah atau seusia siswa SD/MI s/d SMU/MA atau yang sederaja
  3. Mendapatkan persetujuan orang tua/wal
  4. Bersedia mengikuti orientasi, pelatihan, dan pelaksanaan kegiatan kepalangmeraha
  5. Mengisi formulir pendaftaran dan mengembalikannya kepada Pembina PMR dokelompok PMR masing-masing, untuk selanjutnya disampaikan kepada Pengurus Cabang Palang Merah Indonesia setempat.
  
Rekruitmen diterapkan untuk meneropong calon anggota (CATA) dari kemampuan awal (input) yang dimilikinya, dalam hal ini menyangkut fisik dan psikisnya, mental dan kesehatan. Selain itu juga diuji pengetahuan awalnya (kognitif) mengenai kepalangmerahan. Hasil rekruitmen berupa angka kuantitatif sebagai dasar calon anggota (CATA) diterima atau tidak untuk melanjutkan jenjang berikutnya sesuai pola pembinaan untuk mengikuti pendidikan dan latihan (Diklat). Dari proses rekruitmen diharapkan ke depan kualitas anggota PMR Madya SMP Negeri 1 Tegowanu dapat dibanggakan.
            Massa pendidikan dan latihan (Diklat) diberlakukan “seleksi alam” dengan aturan yang ketat teruma mengenai kehadiran, presensi diterapkan dengan aturan yang sangat ketat sebagai dasar utama seleksi alam. Tidak ada toleransi ketidakhadiran termasuk sakit, calan anggota yang tidak hadir tiga kali selama masa pendidikan dan latihan dinyatakan “gugur”. Ternyata dengan menerapkan seleksi alam menjadi tantangan tersendiri bagi setiap calon anggota (CATA) untuk melalui jenjang berikutnya.
      Materi Kepalangmerahan, menyangkut sejarah berdirinya Palang Merah Internasional, Sejarah berdirinya Palang Merah di Indonesia, cikal bakal berdirinya Palang Merah Remaja, Prinsip-prinsip Palang Merah, dan Tri Bhakti PMR merupakan salah satu menu utama dalam materi pendidikan dan latihan (Diklat). Selain itu materi Pertolongan Pertama (PP), dan Perawatan Keluarga juga wajib dikuasai setiap calon anggota dalam pendidikan dan latihan. Materi yang diberikan dalam masa pendidikan dan latihan dikemas sedemikian rupa dalam pembelajaran inovatif, kreatif, dan menyenangkan, sehingga tidak menjenuhkan bagi calon anggota.
Dalam pemberian materi sesuai dengan kurikulum PMR Madya, selalu melibatkan alumni PMR Madya SMP Negeri 1 Tegowanu yang sudah duduk di bangku lanjutan tingkat atas. Hal ini adalah sebagai wujud tali silaturohmi (net working) tetap terjalin dan terjaga, juga akses informasi kepalangmerahan bisa dengan mudah ditransfer dari alumni ke  mantan pangkalannya di SMP.  
Pada masa pendidikan dan latihan (diklat) calon anggota juga harus magang dengan frekuensi minimal untuk syarat Gladi Medan yang telah ditentukan oleh Pembina. Pelaksanaan magang bagi calon anggota diantaranya sebagai petugas P3K pada penjagaan upacara bendera setiap hari Senin dan upacara hari-hari  besar nasional, penjagaan piket UKS setiap hari yang terjadwal. dan penanganan anak sakit setiap hari di sekolah.


Gladi Medan adalah puncak tertinggi pola pembinaan PMR Madya di pangkalan SMP Negeri 1 Tegowanu. Bagaikan Gatotkaca yang telah digodok di kawah Candradimuka setiap calon anggota yang telah melalui dan lulus  Gladi Medan. Ujian fisik, mental, dan, pengetahuan menjadikan tantangan tersendiri akhir sebuah proses pendidikan dan latihan (diklat) bagi calon anggota (Cata). Dari beberapa pendapat  siswa SMP Negeri 1 Tegowanu yang telah menjadi anggota PMR Madya SMP Negeri 1 Tegowanu, Gladi Medanlah yang merupakan “magnet” daya tarik siswa masuk untuk menjadi anggota PMR. Gladi Medan merupakan kegiatan yang dilakukan di luar sekolah yang dikemas dalam bentuk out bond, dengan memadukan rekreasi, penggodokan mental, fisik, dan pengetahuan. Bagi calon anggota PMR merupakan akhir sebuah proses pembinaan sebelum terjun secara sesungguhnya menjadi anggota PMR yang seutuhnya. Merupakan kebanggaan tersendiri bagi setiap calon anggota (Cata) PMR setelah menyelesaikan Gladi Medan dengan upacara pelantikan sebagai anggota PMR dengan pemasangan “bidge”  PMR pada pakaian seragam sekolahnya.

Rabu, 27 Juli 2011

METODE PERTOLONGAN PERTAMA (Pendarahan dan Luka Bakar)

Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
Luka
Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena kekerasan atau injury.
Gejala
  • Terbukanya kulit
  • Pendarahan
  • Rasa nyeri
Penanganan
1.    Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol atau boorwater)
2.    Tutup luka dengan kasa steril / plester
3.    Balut tekan (jika pendarahannya besar)
4.    Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:
1.    Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:
  • Keluarkan tanpa menyinggung luka
  • Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
  • Evakuasi korban ke pusat kesehatan
2.   Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.
Luka dan Pencegahan terhadap kemungkinan Tetanus:


Luka Bakar
Luka Bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar)
Tujuan pertolongan pertama pada korban luka bakar adalah :
  •  Untuk mengurangi rasa sakit
  •  Mencegah terjadinya infeksi
  •  Mencegah dan mengatasi peristiwa shyok yang mungkin dialami korban
      
Tingkatan Luka Bakar :
Luka Bakar Tingkat I
Luka bakar tingkat satu adalah luka bakar dengan tingkat kerusakan jaringan hanya di bagian luar lapisan kulit, misalnya, kulit terkena sengatan sinar matahari, kontak langsung dengan objek panas seperti air panas atau uap panas.
Gejala :
-   kemerahan pada bagian yang terbakar
-   bengkak ringan
-   nyeri
-   kulit tidak terkoyak karena melepuh
Penanganan:
1.   Siram dengan air mengalir bagian luka  yang terbakar atau kompres dengan air dingin
      Pakailah handuk kecil atau sapu tangan yang dicelup air dingin).
2.   Lakukan sampai rasa sakit menghilang.
3.   Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah infeksi.
4.   Jangan memberi mentega atau minyak pada luka bakar
5.   Jangan memberikan obat – obatan lain atau ramuan tanpa persetujuan dokter.
Luka Bakar Tingkat II
Luka bakar tingkat dua adalah luka yang disebabkan oleh kerusakan lapisan bawah kulit misalnya, sengatan matahari yang berlebihan, cairan panas, dan percikan api dari bensin atau substansi lain.
Gejala:
-   kemerahan atau bintikn-bntik hitam bergaris
-   melepuh
-   bengkak yang tidak hilang selama beberapa hari
-   kulit terlihat lembab atau becek
Penanganan
1.   Siram dengan air dingin / air es bagian luka  yang terbakar atau kompres handuk kecil
      atau sapu tangan yang dicelup air dingin.
2.   Keringkan luka dengan handuk bersih atau bahan lain yang lembut
3.   Tutup dengan perban steril untuk menghindari infeksi
4.   Angkat bagian tangan ataua kaki yang terluka lebih tinggi dari organ jantung
5.   Segera cari pertolongan medis jika korban mengalami luka bakar di sekitar bibir atau
      kesulitan bernapas.
Luka Bakar Tingkat III
Luka bakar yang menghancurkan semua lapisan kulit dikategorikan sebagai luka bakar tingkat III misalnya kontak terlalu lama dengan sumber panas dan sengatan listrik
Gejala :
-   daerah luka tampak berwarna putih
-   kulit hancur
-   sedikit nyeri karena ujung saraf telah rusak
Penanganan
1.   Jika korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api dengan menggunakan selimut,
      karpet, jaket dan bahan lain.
2.   Kesulitan bernapas dapat terjadi pada korban khususnya bila luka terdapat pada wajah,
      leher dan di sekitar mulut karena korban menghirup asap yang menyertai pembakaran.
      Lakukan pemeriksaan untuk memastikan korban bernapas.
3.   Tempelkan kain basah atau air ingin, tetapi jangan menggunakan air es untuk luka di bagian
      wajah, tangan dan kaki. Tujuannya untuk menurunkan suhu daerah luka
4.   Tutup luka bakar dengan perban steril dan tebal, kain bersih, sarung bantal, atau bahan lain
      yang anda temukan. Tetapi jangan bahan yang mudah rontok seperti kapas / kapuk.
5.   Segera telepon ambulan, penting bagi korban untuk mendapatkan perawatan meski lukanya
      tidak terlalu besar.

METODE PERTOLONGAN PERTAMA (Penanganan Korban Pingsan)

Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
Pingsan
Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada seseorang akibat sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah, keracunan, terkejut/kaget, lapar/haus, kondisi fisik lemah, dan lain sebagainya. Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, kecelakaan,  lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, terkejut / kaget, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh),  anemia, dan lain-lain

Gejala umum :
  • Perasaan limbung
  • Pandangan berkunang-kunang
  • Telinga berdenging
  • Nafas tidak teratur
  • Muka pucat
  • Biji mata melebar
  • Lemas
  • Keringat dingin
  • Menguap berlebihan
  • Tak respon (beberapa menit)
  • Denyut nadi lambat
Penanganan
  • Baringkan korban dalam posisi terlentang
  • Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
  • Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
  • Beri udara segar
  • Periksa kemungkinan cedera lain
  • Selimuti korban
  • Korban diistirahatkan beberapa saat
  • Untuk mengembalikan kesadaran orang yang mengalami kepingsanan dapat menggunakan bau-bauan yang menyengat dan merangsang seperti minyak wangi, minyak nyong-nyong, anomiak, durian dan lain-lain.
  • Jika wajah orang pingsan itu pucat pasi maka sebaiknya buat badannya lebih tinggi dari kepala dengan disanggah sesuatu agar darah dapat mengalir ke kepala korban pingsan tersebut.
  • Jika muka orang yang pingsan itu merah maka sanggah kepalanya dengan bantal atau sesuatu agar darah di kepalanya bisa mengalir ke tubuhnya secara normal.
  • Apabila si korban pingsan tadi muntah, maka sebaiknya miringkan kepalanya agar untah orang itu bisa keluar dengan mudah sehingga jalur penapasan orang itu bisa lancar kembali.
  • Jika orang yang pingsan sudah siuman maka bisa diberi minum seperti kopi atau teh hangat. Jika orangnya diabetes jangan diberi gula dan jika orangnya masih belum kuat memegang gelas atau minum sendiri dengan tangannya harap jangan diberi dulu agar tidak tersedak.
  • Apabila tidak sadar-sadar dan berangsur-angsur membaik / pulih maka sebaiknya hubungi ambulan atau dibawa ke pusat kesehatan terdekat seperti puskesmas, klinik, dokter, rumahsakit, dsb agar mendapatkan perawatan yang lebih baik.
  • Perhatikan orang lain di sekitar korban, jangan sampai harta benda milik orang yang jatuh pingsan tersebut raib digondol maling / copet yang senang beraksi dikala orang lain sengsara. Perhatikan pula ornag lain yang membantu atau menonton korban, jangan sampai mereka kecopetan saat serius membantu korban atau asyik melihat kejadian.

Pembinaan PMR

PMR ; Relawan Masa Depan
Pembinaan PMR Pembinaan Palang Merah remaja Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja PMI, yang selanjutnya disebut anggota PMR. Terdapat di PMI Cabang seluruh Indonesia dengan anggota lebih dari 1 juta orang. Anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.

PMI mengeluarkan kebijakan pembinaan PMR: (1) Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan kepalangmerahan.  (2) Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan. (3) Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI. (4).  Remaja adalah kader relawan.  (5).  Remaja calon pemimpin PMI masa depan.

Tujuan pembinaan dan pengembangan PMI masa depan: (1)  Penguatan kualitas remaja dan pembentukan karakter. (2) Anggota PMR sebagai contoh dalam berperilaku hidup sehat bagi teman sebaya. (3). Anggota PMR dapat memberikan motivasi bagi teman sebaya untuk berperilaku hidup sehat.  (4) Anggota PMR sebagai pendidik remaja sebaya.  (5) Anggota PMR adalah calon relawan masa depan.

Perekrutan anggota PMR berdasarkan target usia: (1) 10 - 12 tahun (PMR Mula), (2)  12 - 15 tahun (PMR Madya), (3) 15 - 17 tahun (PMR Wira)

Pelatihan PMI diarahkan pada peran PMR sebagai peer educator, peer leadership, peer support dan peer educator, dengan menekankan pada perilaku hidup sehat dan pengurangan risiko sesuai prinsip-prinsip dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Agar proses belajar dan kegiatan menjadi aktivitas kehidupan nyata yang dihayati dengan penuh kegembiraan membantu anggota PMR menikmati kegiatan dan membangun imajinasi tentang apa dan bagaimana seharusnya menjadi anggota PMR.

Sumber : http://pmi.or.id/ina/program/?act=detail&id_sub=52